Berbicara mengenai kepemimpinan dalam suatu organisasi
memang terasa tidak ada habisnya. Sejak disadari pentingnya kepemimpinan dalam
organisasi yang diperkenalkan Frederick W. Taylor pada tahun 1911 dalam buku magnum
opus nya yakni The Principles of
Scientific Management, dimana dia mengemukakan mengenai pentingnya pemisahan
yang tegas antara pemimpin dalam organisasi yakni para manajer den yang efisien
dapat terwujud. Kemudian menyusul beberapa teori mengenai organisasi yang muncul
kemudian sampai dengan teori organisasi terkini yakni Contingency Theory muncul, factor leadership senantiasa disebut
untuk membawa ataupun menjalankan organisasi yang efisien dan produktif.
Dari sekian banyak teori organisasi yang membahas pentingnya
kepemimpinan untuk menggerakkan roda organisasi ada satu benang merah yang
menghubungkan antar teori tersebut yakni keberhasilan organisasi senantiasa
ditentukan oleh kualitas kinerja kepemimpinan para pemimpin yang ada di dalam
organisasi tersebut. Suatu organisasi memiliki sistem manajemen yang bagus
tetapi kualitas kinerja kepemimpinan organisasi para pejabatnya buruk maka
organisasi tersebut kinerjanya akan menurun bahkan kalau tidak hati-hati
organisasi tersebut akan hancur. Salah satu contoh yang sangat terkenal adalah (ENE) dan Lehman Brothers (LEHMQ). Dua
perusahaan raksasa Amerika tersebut yang satu adalah perusahaan raksasa di bidang
energi sedangkan yang satunya adalah perusahaan raksasa dalam bidang investasi.
Sebagai perusahan raksasa, keduanya telah didukung oleh sistem manajemen yang
canggih dan diback up oleh sistem teknologi informasi yang mutakhir. Tetapi
karena kualitas kinerja kepemimpinan para pejabatnya buruk, terutama mental dan
perilaku para pemimpinnya yang serakah dan berintegritas rendah maka perusahaan
raksasa tersebut menurun kinerjanya dan akhirnya bangkrut.
Organisasi dengan sistem yang buruk masih akan bisa baik
bahkan menjadi maju karena kualitas kinerja kepemimpinan para pejabatnya bagus.
General Electric (GE) sebelum era Jack Welch menghadapi tantangan yang cukup
serius karena kinerja organisasinya menurun. Banyak lini usahanya yang kalah
bersaing dengan perusahaan lain. Ketika kemudian Jack Welch mengganti posisi Reginald H. Jones sebagai CEO kondisi kinerja
GE mengalami penurunan, banyak sistem dan prosedur yang sudah ketinggalan zaman,
semangat kerja karyawan yang emnurun, banyak karyawan terbaiknya yang pindah ke
perusahaan lain. Tetapi ketika mulai dipimpin oleh Jack Welch, dengan kekuatan
kepemimpinannya yang excellent, maka
Jack Welch dapat membawa GE menjadi perusahaan terbesar atau nomor dua terbesar
di industrinya.
Kualitas kinerja pemimpin sangat menentukan dalam keberhasilan
organisasi atau perusahaan. Salah satu faktor yang mendominasi dalam kualitas
kinerja kepemimpinan adalah kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi tersebut
sangat dibutuhkan untuk merubah kondisi yang ada di organisasi saat ini menjadi
lebih baik. Ada banyak list kompetensi yang harus dimikili oleh seorang pemimpin yang ditulis oleh para ahli tetapi belum
banyak yang mengelompokkan kompetensi yang dibutuhkan untuk seorang pemimpin
perubahan. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaika list kompetensi untuk
pemimpin perubahan yang ditulis oleh salah seorang praktisi SDM, Gail Severini
CEO Symphini Change Management Inc. List ini merupakan refleksi dari
pendampingan yang dilakukannya selama ini di berbagai perusahaan di Amerika. Khusus
mengenai list kompetensi ini tidak seluruhnya masuk dalam definisi kompetensi
yang telah diketahui selama ini tetapi ada beberapa yang merupakan mind set
tetapi tetap dapat dikembangkan. Kesepuluh kompetensi yang harus dimiliki oleh
pemimpin agar organisasinya sukses adalah sebagai berikut.
#1. Determinasi dan disiplin. Determiniasi adalah
kemampuan untuk menentukan langkah yang
harus diambil untuk kesuksesan organisasi di masa yang akan datang serta
disiplin untuk mewujudkannya. Seorang pemimpin adalah orang yang paling tahu
informasi yang ada dalam organisasinya, dengan informasi yang dimiliki baik
merupakan kondisi internal atau kondisi eksternal organisasi, seorang leader
kemudian akan menetukan kondisi seperti apa yang ingin dia wujsudkan di masa
yang akan datang selam masa kepemimpinannya. Kemudian agar kesuksesan
organisasi benar-benar terwujud maka seorang pemimpin harus disiplin
menjalankan setiap langkah yang telah ditentukannya. Disiplin disini bukan
berarti kaku, tetapi lebih kepada kemauan yang tinggi untuk merealisasikan apa
yang telah direncanakannya dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi
yang ada.
#2. Self knowledge dan mindfulness, kemampuan untuk selalu
bersikap tenang walaupun dalam keadaan stress tinggi. Dinamika yang terjadi
dalam organisasi seringkali kemudian berubah menjadi masalah yang menumpuk dan kemudian mengalir kepada
pemimpin. Dalam kondisi seperti ini seorang pemimpin dituntut untuk tetap
tenang, mencoba memahami dan menerima kondisinya saat ini dan harus tetap
berjuang di tengah keputusasaan bawahan. Selain itu kemampuan untuk
berkonsentrasi dan senantiasa steps ahead dalam hal gagasan yang menginspirasi
bawahan adalah hal lain yang harus senantiasa diasah.
#3. Realistic optimism, maksudnya adalah pemimpin hendaknya
memiliki optimisme mengenai kesuksesan yang akan diraih di masa yang akan
datang. Tetapi hal tersebut tetap harus dalam kerangka realistis. Optimisme
yang terbangun hendaknya tetap memperhatikan kondisi yang menyertainya. Karena
waktu senantiasa berjalan dan hidup senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Apa
yang kita asumsikan sebelumnya bisa jadi hari ini bisa beruah tanpa bisa kita
kendalikan, termasuk juga kesempatan yang muncul tiba-tiba tanpa pernah
dipikirkan sebelumnya.
#4. Strategic thinking, maksudnya adalah setiap pemimpin
hendaknya memiliki kemampuan untuk menciptakan visi, atau kondisi yang akan
diwujudkan di masa yang akan datang dan mampu merumuskan langkah-langkah untuk
mencapainya. Walaupin nampak klise tetapi kemampuan ini memang penting untuk
dimiliki oleh seorang pemimpin.
#5. Stewardship, merupakan kemampuan untuk menjadi pemegang
urusan seluruh anggota organisasi. Maksudnya adalah sebagai seorang pemimpin
hendaknya mampu dan selalu bersedia untuk bertanggungjawab atas kesejahteraan
oanggota organisasinya dengan cara melayani seluruh urusan mereka dan sedikit
mungkin diwakilkan kepada orang lain yang ada di sekelilingnya.
#6. Integrative thinking, adalah kemampuan pemimpin untuk
menerima ambiguitas yang tinggi ketika dia menerima dan bersedia untuk
metransformasikan perubahan kea rah yang lebih baik, dengan cara memandang hal
yang saling bertentangan yang dia temui dalam kerangka pandang yang positif
konstruktif.
#7. Culture awareness, adalah kemampuan pemimpin untuk memahami
budaya organisasi secara utuh, hal ini penting mengingat kesuksesan seorang pemimpin
dalam satu organisasi jarang sekali akan terulang pada organisasi lain. Dengan
kemampuan untuk memahami budaya organisasi maka success story yang pernah
dilakukan bisa diadaptsi dalam organisasi yang baru. Jika pemimpin tersebut
baru masuk dalam organisasi cara yang bisa dilakuan adalah dengan membaur
dengan karyawan pada umunya dan mengikuti kegiatan informal yang biasa mereka
lakukan. Dengan cara itu maka pemimpin dapat meningkatkan pemahamannya mengenai
budaya organisasi sehingga akan memudahkan ketika akan melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik.
#8. Influence others, adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain. Sekali seorang pemimpin berusaha untuk mengubah kondisi organisasi kearah
yang menurut dia lebih baik maka pemimpin tersebut membutuhkan dukungan dan komitmen
yang besar dari anggota organisasi. Di sinilah kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain tersebut digunakan. Ketika kemampuan memepengaruhi orang lain tersebut
tinggi maka dukungan terhadapnya juga akan semakin tinggi sehingga memperbesar
peluang melakukan perubahan.
#9. Good judgement, kemampuan untuk memutuskan suatu
permasalahan yang kompleks. Seorang pemimpin sangat membutuhkan kemampuan utnuk
membuat keputusan yang besar. Padahal kita tahu bersama bahwa keputusan yang
besar dan mendasar tersebut jarang terjadi dan membutuhkan kekuatan yang luar
biasa. Pertanyaanya adalah bagaimana untuk mendapat kemampuan tersebut? Bob
Packwood seorang politikus dari Partai Republik Amerika mengatakan bawah
kemampuan itu didapat dari pengalaman pemimpin membuat keputusan yang buruk.
#10. Make meaning, kemampuan untuk menjadikan semua perubahan
yang dilakukan oleh pemimpin relevan terhadap kondisi yang ada dan hal tersebut
dapat dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam perubahan
tersebut. Seringkali bawahan tidak memahami tujuan dari suatu tindakan yang
dilakukan oleh pimpinan. Oleh sebab itu pada momen-momen tertentu sebaiknya
pemimpin menjelaskan tujuan sebenarnya dari tindakannya. Tindakan ini akan
membuat bawahan akan semakin yakin akan kelanjutan perubahan yang akan
dilakukan dan pemimpin akan mendapatkan komitmen yang tinggi dari anggota
organisasi.
Kompetensi yang dijelaskan di atas mungkin berbeda dengan
kebutuhan kompetensi pada industri lain. Hal itu sangat mungkin terjadi karena
tantangannya berbeda, aangkah baiknya adan dapat engembangkan sendiri list
kompetensi yang dibutuhkan dalam organisasi ataupun industri bisnis anda
sehingga pemahaman kita akan kompetensi pemimpin akan semakin komprehensif. Bagaimana
menurut anda?
*disusun oleh Muhammad Hamdi untuk LPPCom ( 5 september
2012)
ideal dan sempurna.... tapi apa mungkin semuanya ada dalam diri satu orang... atau ada referensi berapa kompetensi minimal yang harus dimiliki...
ReplyDeletehalo mas Ronald, hemmm.....10 kompetensi di atas memang tidak diharapkan ada pada setiap pemimpin perubahan. tetapi paling tidak bisa digunakan sebagai parameter untuk melihat apakah pemimpin atau calon pemimpin yang ada memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan.
Delete