Tidak ada yang lebih ditunggu oleh investor saat ini selain IPO yang akan dilakukan oleh jawara sektor perkebunan Indonesia. Ada tiga Perusahaan BUMN Perkebunan yang merupakan perusahaan-perusahaan perkebunan terbaik di Indonesia yag telah mendapatkan restu dari Kementerian BUMN untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO). PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah salah satu diantaranya. Perusahaan yang yang memiliki komoditas utama sawit ini, seperti gadis molek yang ditunggu untuk dipinang oleh banyak pihak. Karena siapapun tahu bahwa investasi pada sektor perkebunan saat ini menjanjikan keuntungan yang berlimpah karena trend harga komoditas perkebunan terutama karet & sawit yang semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya harga bahan bakar fosil.
Restu yang diberikan oleh Kementerian BUMN tidak lepas dari prestasi yang dicapai oleh PTPN III selama ini. Selain kinerja perusahaan yang mengkilap, sederet pennghargaan juga berhasil diraih sebagai bukti prestasi yang dicapai. Prestasi yang diraih oleh PTPN III sehingga dipercaya untuk melakukan IPO merupakan hasil dari perjuangan yang panjang. Catatan perjalanan perjuangan tersebut tergambar apik dalam buku ini mulai dari sejarah munculnya perusahaan perkebunan di Sumatera sampai berhasil menapaki era sukses saat ini serta harapan ke depan yang ingin diwujudkannya. Kisah sukses yang diraih PTPN III saat ini merupakan kumpulan dari usaha setiap insan PTPN III di seluruh lini yang mengimpikan kondisi perusahaan yang lebih baik dari waktu ke waktu. The living company adalah konsep yang ingin diwujudan perusahaan, konsep yang menggambarkan perusahaan yang dapat terus hidup, tumbuh dan berkembang selamanya (Arie de Gause, 2002).
Buku yang penulisannya disupervisi langsung oleh Direksi PTPN III ini merangkum setiap penggal dinamika perjalanan perusahaan sebelum dan setelah penggabungan tahun 1996 hingga saat ini. Ketika mulai membaca buku ini kita akan dibawa untuk memahami latarbelakang PTPN III melakukan langkah-langkah strategik yang menjadikan perusahaan memiliki harapan untuk memiliki life cycle yang panjang serta tumbuh menjadi semakin besar. Ada tiga faktor yang menjadi modal: pertama adalah aspek kesejarahan perusahaan yang membanggakan di masa lalu. Kedua adalah dimilikinya capital intelektual yang besar, dan yang ketiga adalah aspek pencapaian prestasi yang telah diraih selama ini. Dari buku ini juga diketahui bahwa setiap pemimpin yang memegang kendali PTPN III menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Sejak terjadi penggabungan tahun 1996, mulailah dilakukan peletakan fondasi yang menjadi pijakan yang menjadikan PTPN III berkembang seperti saat ini. Ketika digabung menjadi PTPN III tantangan yang dihadapi saat itu adalah adanya perbedaan budaya dari ketiga perusahaan sebelumnya yakni PTP III, PTP IV, dan PTP V, menjadi PTPN III. Karyawan terkelompok berdasarkan asal perusahaannya dahulu sehingga sangat sulit membangun teamwork yang handal. Pada kondisi ini pembaca diajak untuk belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin yang dapat melihat, mendengar, dan merasakan kondisi yang sebenarnya terjadi dan kemudian mengambil tindakan yang tepat untuk membanguk kultur perusahaan yang baru yang tertanan di hati setiap karyawan. H Jaharuddin yang pada saat itu menjabat sebagai Direktur Utama memutuskan untuk melebur budaya yang berbeda dari tiga PTP menjadi budaya PTPN III. Peleburan budaya dari perusahaan yang berbeda bukan sesuatu yang mudah. Banyak perusahaan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melebur budaya masing-masing kemudian menciptakan budaya baru perusahaan. Selain melebur budaya, upaya lain yang dilakukan adalah mengubah tata kelola perusahaan yang birokratis dan feodal menjadi egaliter dan demokratis.
Estafet kepemimpinan selanjutnya jatuh pada penerusnya yaitu Ir H. Megananda Daryono MBA. Catatan penting yang ditorehkan dalam kepemimpinan ini adalah pemberdayaan organisasi dimana semua bagian dan unit usaha diarahkan untuk mencari cara-cara baru agar proses kerja dapat dikerjakan lebih efektif dan efisien. Setelah identitas budaya perusahaan yang baru terbentuk dan tata kelola perusahaan telah bergeser menjadi lebih egaliter dan demokratis pemimpin berikutnya melanjutkan dengan memberdayakan organisasi sehingga meningkat kapabilitasnya. Selain itu juga melakukan terobosan mengganti komoditas yang kurang menguntungkan ke komoditas yang memiliki prospek cerah di masa yang akan datang. Hal lain yang juga diungkapkan dalam buku ini adalah bahwa pada periode ini pertama kali pendanaan dari obligasi dilakukan untuk mendanai konversi tanaman. Keputusan ini menjadi tonggak penting daalam perjalanan PTPN III karena hasilnya dapat dinikmati saat ini, yakni menjadi salah satu produsen CPO terbesar di Indoensia.
Pembaruan selanjutnya dilakukan oleh penerusnya yakni Ir. Akmaludin Hasibuan, M.Si yang mengarahkan perubahan menjadi perubahan yang lebih nyata secara terencana melalui program transformasi bisnis. Program ini digulirkan dengan dengan mengkonsolidasikan seluruh potensi yang dimiliki PTPN III untuk mensukseskan program transformasi bisnis ini. Satu hal yang menjadi penentu keberhasilan program ini adalah kepemimpinan yang egaliter dan bekerja bersama-sama dengan seluruh komponen perusahaan sehingga merangsang tumbuhnya kreativitas. Kepemimpinan selanjutnya dilanjutkankan oleh Ir. H. Amri Siregar yang mengarahkan untuk semakin memantapkan kinerja perusahaan sehingga membawa menjadi salah satu perusahaan perkebunan milik negara yang diberi kesempatan untuk melakukan IPO.
Benang merah yang terlihat dari membaca buku ini adalah adanya roh kepemimpinan yang kuat yang senatiasa memandu dalam setiap periode perubahan. Setiap pemimpin menjadikan roh kepemimpinan pada masa lalu sebagai pijakan sekaligus untuk mengembangakan masa depan. Dengan semangat itulah roh kepemimpinan tersebut tetap terpelihara walaupun kepemimpinan silih berganti . Setiap pemimpin memerankan dirinya sebagaimana tuntutan yang dihadapi pada zamannya dan senantiasa bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan performa perusahaan yang lebih baik. Hal ini tercermin dari artikel yang ada pada Bab III.
Setiap pemimpin yang menggantikan menaruh hormat terhadap apa yang telah dikerjakan pendahulunya, meneruskan yang baik dan menambahkan hal lain untuk kemajuan perusahaan. Setiap komponen organisasi saling bahu-membahu untuk menjadikan di setiap lingkup kerjanya masing-masing menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Mereka tidak lagi mempermasalahkan perbedaan yang ada tetapi telah merasa menjadi satu keluarga besar dan memiliki mimpi bersama untuk menjadikan perusahaan ini menjadi perusahaan kelas dunia.
Saat ini PTPN III telah memetik hasil jerih payah yang telah dilakukan oleh para pendahulunya. perusahaan ini mencatatkan pertumbuhan laba yang fantastis hanya dalam jangka waktu 10 tahun. Jika pada tahun 1998 mencatatkan laba sebesar Rp 696 miliar meningkat menjadi Rp 1,5 triliun pada tahun 2009. Selain itu perusahaan ini juga diakui salah satu jawara dalam training & development, performance management.
Buku ini merupakan buku ketiga yang pernah disusun oleh PTPN III setelah beyod the book value dan the spirit of change. Selain untuk dokumentasi perjalanan sejarah perusahaan juga diniatkan sebagai sarana sharing pengalaman bagi pelaku bisnis di manapun khususnya pelaku bisnis perkebunan. Sebagai sebuah catatan perjalanan keberhasilan perusahaan, buku ini memang layak untuk dibaca semua pihak yang dapat menjadi inspirasi dan khususnya bagi para karyawan di PTPN III sendiri untuk memupuk rasa bangga dan rasa memiliki perusahaan
No comments:
Post a Comment