Judul Buku: Indonesia, Habis Gelap Terbitlah Terang: Kisah
Inspiratif Dahlan Iskan
Jumlah Halaman: 206 halaman
Editor: Ishadi
S.K.
Penerbit: B-First, 2011
ISBN: 139786028864442
Mantan pencari berita ini sekarang menjadi pembuat berita.
Sososk Dahlan Iskan seolah menjadi magnet baru dalam menarik perhatian
masyarakat Indonesia saat ini. Sejak ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) PT.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan kemudian dalam waktu kurang dari tiga tahun
berpindah tanggungjawab menjadi Meteri BUMN, seolah tidak pernah habis dikupas
beritanya oleh awak
media. Beragam pemberitaan mulai dari kostumnya yang unik, kemana-mana
menggunakan sepatu keds, berangkat rapat
cabinet dengan Presiden menggunakan KRL , sampai bicaranya yang blakblakan
mengenai adanya pihak swasta yang akan merampok uang negara dalam proyek JORR
baru baru ini.
Menangani PLN
Fenomena Pak DI ini, begitu
wartawan sering menyingkat nama Dahlan Iskan, dimulai dari
ditunjukknya Pak DI menggawangi
Perusahaan Listrik Negara (PLN) oleh SBY. Pada saat itu public dubuat terhenyak
karena tidak menyangka yang ditunjuk untuk menangani PLN yang merupakan
perusahaan yang sangat strategis tersebut adalah seorang mantan wartawan yang
memimpin Koran terbesar di Jawa Timur. Banyak pengamat ataupun masyarakat yang
pesimis terhadap kemampuan Pak DI pada waktu itu, bahkan masuknya DI di PLN
disambut unjuk rasa berhari-hari oleh serikat karyawan. Tetapi ketika sudah
dilantik di penghujung tahun 2009, diangkat menjadi direktur utama PLN
menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik
karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta, Pak
DI langsung membuat gebrakan-gebrakan kebijakan yang sifatnya out of box,
diantaranya gerakan bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, karena
kondisi ini seringkali PLN diplesetkan menjadi Perusahaan Lilin Negara.Kemudian
disusul dengan gerakan sehari sejuta sambungan. Gerakan sehari sejuta sambungan
merupakan respon dari keluhan yang telah lama disuarakan oleh masyarakat
mengenai lamanya proses pemasangan listrik oleh PLN. Dahlan juga berencana
membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011 untuk mengatasi sulitnya membuat
sambungan listrik di pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang lain.
Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia
bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur,
Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Menjadi Menteri BUMN
Saat SBY menggulirkan resufhle kabinet pada tanggal 17
Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN, Mustofa
Abubakar yang yang menderita sakit dan harus berobat di Singapura. Pada saat
itu kondisi PLN sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.
Kisahnya memimpin PLN tersebut
dituangkan dalam buku terbarunya dengan judul “Dua Tangis dan Ribuan Tawa”.
Sebagai menteri BUMN, DI melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan
dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing
(penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi sampai saat ini
masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan.
Tetapi buku yang disusun oleh salah satu begawan media di
Indonesia saat ini, yakni Pak Ishadi SK,
ini belum memotret sepak terjang Pak DI saat menjabat menteri. Buku ini merekam
pandangan dari orang-orang yang dekat dengan Pak DI mulai dari ketika meniti karir menjadi waktawan sampai menjadi
orang nomor satu di PLN. Ya, lebih tepatnya buku ini adalah kumpulan tulisan
kolega dan teman-teman Pak DI. Tetapi justru disitulah menariknya buku ini, para pembaca diajak
untuk melihat seluruh sisi Pak DI sehingga akhirnya mendapat gambaran yang utuh
dari sosok yang oleh Ulil Abshar Abdala, salah satu petinggi Parta Demokrat,
digadang-gadang menjadi salah satu kandidat calon presiden y situlag akan diusulkan
oleh partai tersebut. Walaupun harus diakui buku ini berisi lebih banyak puja dan puji
mengenai sosok Pak DI ini dibandingkan dengan memerikan analisis yang
berimbang. Dari sekian banyak penulis yang berkotribusi dalam buku ini hanya
satu penulis yang mencoba menyampaikan sisi Pak DI secara berimbang. Disamping
keberhasilannya melakukan transformasi di tubuh PLN Pak DI dipandang belum
meletakkan dasar yang kokoh untuk keberlansungan perkembangan perusahaan dalam
jangka panjang.
Untuk para pembaca yang selalu mengikuti tulisan Pak DI di
media terutama Koran Jawa Pos maka tidak akan merasa kaget dengan kebijakan
yang diambilnya saat ini. Dalam setiap tulisannya ide Pak DI seakan mengalir
begitu saja dan hanya berpijak dari pengalaman yang pernah dialami dan
intuisinya yang tajam. Dari Pak DI ini kita belajar dua hal. Pertama adalah
kerja keras. Selama kurang dari tiga tahun memimpin PLN Pak DI menjadi sosok
yang diidolakan karyawannya. Sehari setelah
diangkat sebagai Dirut PLN Pak DI segera menggelar rapat jajaran
direksi, tidak seperti biasanya, rapat pada waktu itu dimulai pukul tujuh. Begitu pukul tujuh tepat
rapat segera dimulai walaupun belum banyak anggota direksi yang hadir. Maka
anggota direksi yang terlambat terpaksa menungu di luar pintu. Disamping
memberikan arahan Pak DI juga langsung terjun untuk memastikan arahannya
diselesaikan sesuai dengan jadwal. Membiasakan rapat pada hari Selasa dan
menjadikan hari Sabtu dan Minggu sebagai waktu pokok untuk meninjau kegiatan di
seluruh wilayah kerja PLN di seluruh Indonesia. Selama jabatan singkatnya di
PLN Pak DI dikenang sebagai Direksi yang paling banyak berkunjung di wilayah
kerja PLN di seluruh Indonesia.
Kedua adalah keikhlasannya. Mungkin banyak orang
menyangsikan keikhlasan Pak DI ini karena memang ikhlas ini sulit untuk
dilihat, tetapi dari rekam jejaknya seperti dengan tanpa memberi alasan
menandatangani pelepasan seluruh bisnis yang terkait dengan dirinya, kemudian gaji Direktur PLN yang mencapai Rp
145 juta per bulan tidak pernah diambil. Juga mengenai tempat tinggalnya yang menempati
apartemen yang dia beli sendiri di dekat kantor PLN. Memang hal yang disebutkan
tadi bukanlah indikator keikhasan seseorang, karena pada hakikatnya keikhlasan
seseorang hanya dirinya dan Allah Swt yang tahu. Tetapi satu hal, bahwa
keikhlasan itu bisa dirasakan sehingga tepatlah kalau setiap langkah Pak Di
selalu diburu para pencari berita. SO Kerja Keras dan Ikhlas saya rasa bisa
mnejadi moto yang bagus untuk memulai tahun baru 2012 ini. Bagaimana pendapat
anda?
No comments:
Post a Comment