Thursday, December 5, 2013
Friday, November 8, 2013
Resensi Buku Result Management
Judul Buku: Result
Management
Penulis: Ong Teong Wan
Penerbit: Wiley, 2010
Jumlah Halaman: 166 halaman
Kalau ada buku manajemen yang ditulis berdasarkan praktek
yang ditekuni oleh seorang konsultan manajemen
yang tidak berdasarkan konsep
atau teori yang ada di teksbook yang di ajarkan di perkuliahan tetapi
berdasarkan pengalaman panjang penulisnya membantu perusahaan perusahaan besar
dunia untuk berkinerja yang baik, maka buku ini adalah salah satunya.
Management Result ditulis oleh Ong Teong
Wan ketika telah menekuni profesi
sebagai konsultan manajemen selama puluhan tahun. Buku yang ditulis pada tahun 2010 dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2012 ini memang berbeda dari
buku manajemen yang mungkin kita kenal saat ini. Seperti yang dituliskannya
sendiri dalam kata pengantar bahwa buku ini adalah buku pragmatis yang akan
memperkuat organisasi untuk meningkatkan kinerj karyawannya. Walaupun pagmatis
tetapi ide yang disampaikannya cukup mendasar bagi pegelolaan bisnis dan
merupakan hasil pemikiran yang serius
Sebagai seorang konsultan, Ong Teong Wan dituntut untuk senantias berpikir
untu memberikan solusi bagi perusahaan agar kinerjanya bisa semakin meningkat.
Mengetahui kondisi perusahan saat ini, kemudian merumuskan formulasi solusi dan
menyusun rencana implementasi sekaligus monitoringnya adalah aktivitas yang
setiap saat dilakukan. Di awal buku ini dijelaskan bahwa bagaiaman dia begitu
terinspirasi terhadap kata bijak yang di abaca pada dinding salah satu perusahaan
yang dia tangani. Kata-katanya adalah sebagi berikut, bahwa banyak perusahaan yang memiliki visi,
misi, dan strategi yang hebat tetapi hasil yang dicapai nantinya terganting
pada implementasi strategi tersebut. Seringkali perusahaan berusaha keras untuk
merumuskan strategi yang dipikirnya memiliki daya beda dengan organisasi lain,
tetapi ketika diimplementasikan tetap saja kalah dengan pesaing tersebut.
Tetapi ada juga perusahaan yang memformulasikan strategi secara umum saja
seperti kebanyakan perusahaan lain, tetapi kemudian mencoba mengkontekstualisasikannya
ke dalam tantangan yang dihadapi oleh perusahaan dan kemudian diimplementasilakknay
dengan lebih baik dibanding pesaing, maka
hasil yang di dapat akan jauh lebih baik. Itulah kuncinya!
Labels:
hrm,
human,
Human Capital,
Human Resources,
Management,
PDCA,
result
Servant Leadership dalam Era Post Industry
Munculnya era learning revolution
Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa saat ini tengah
terus berlangsung perubahan besar dalam kehidupan manusia, yakni perubahan era
industry ke era informasi/pengetahuan. Entah sampai kapan proses perubahan ini
akan berakhir. Perubahan yang besarnya
mungkin hampir menyamai perubahan yang diakibatkan oleh revolusi industri yang
terjadi pada akhir abad ke 19, yaitu dari yang era masyarakat agraris (agricultural society) yang kemudian
berubah ke masyarakat era industry (industrial age) atau yang lebih dikenal
sebagai masa era revolusi industri. Era
industry dimulai dengan ditandai oleh ditemukannya mesin uap sehingga proses
produksi yang sebelumnya bersifat rumahan dan memiliki skala usaha yang kecil
berubah menjadi bersifat pabrikan dan mass
production atau berskala besar. Pada saat itu perubahan yang terjadi hampi
meliputi segala sendi masyarakat baik itu ekonomi, social, politik, dan budaya.
Perubahan yang terjadi saat ini juga
hamper sama yakni perubahan dari era
industri ke era post industry atau era
pengetahuan/informasi, meminjam istilah yang dikemukakan Alvin Tofler dalam
bukunya The Third Wave. Penulis juga
termasuk salah seorang yang tidak menyadari hal ini sampai seorang pemikir manajemen, Daniel H,
Kim, menya takan dalam suatu konferensi Human Capital Management di Singapura
2012 tahun lalu. Begitu banyak tanda-tandanya yang telah muncul saat ini
sehingga saya merasa penting untuk menuliskannya agar kita sama-sama paham dan
mampu menyikapinya secara cerdas
Alvin Toffler pada tahun 1980 meramalkan bahwa gelombang
ketiga dari perubahan lingkungan social umat manusia akan segera terjadi secara
mendunia, perubahan dari era industry ke era pengetahuan/informasi. Perubahan
tersebut akan ditandai bergesernya peta kekuatan dunia dari negara yang
memiliki industry yang massif ke negara yang memiliki industry dengan basis
ilmu pengetahuan dan informasi yang maju . Negara yang memiliki basis pengetahuan dan informasi
yang tinggi tidak otomatis menjadi neara yang kuat tetapi dengan pengtahuan dan
informasi tersebut mereka bisa terus belajar oleh sebab itu era pengtahuan dan
informasi tersebut juga disebut sebagai era pembelajaran (leraning era/learning revolution) dimana terjadi ledakan proses
pembelajaran karena semakin terbukanya akses ilmu pengetahuan dan informs melalui
media internet. Perubahan era tersebut kemudian juga diikuti dengan perubahan mental
model masyarakat yang sangat berbeda dengan mental model yang ada dalam
masyarakat era industri. Agar memiliki pemahaman yang sama maka saya kutipkan
definisi dari mental model. Mental model
adalah cara pandang manusia mengenai
bagaimana antar komponen dalam
lingkungan nyata ini saling berhubungan atau memiliki keterkaitan.
Pemahaman mengenai mental model ini akan membantu untuk memprediksi perilaku dan menyusun pendekatan untuk memecahkan masalah.
Labels:
hcm,
HR,
Human Capital,
Human Resources,
kader,
karakter,
kepemimpinan,
leadership,
melayani,
pemimpin,
SDM,
servant
Monday, September 16, 2013
Friday, September 6, 2013
10 Kompetensi untuk Pemimpin Perubahan
Berbicara mengenai kepemimpinan dalam suatu organisasi
memang terasa tidak ada habisnya. Sejak disadari pentingnya kepemimpinan dalam
organisasi yang diperkenalkan Frederick W. Taylor pada tahun 1911 dalam buku magnum
opus nya yakni The Principles of
Scientific Management, dimana dia mengemukakan mengenai pentingnya pemisahan
yang tegas antara pemimpin dalam organisasi yakni para manajer den yang efisien
dapat terwujud. Kemudian menyusul beberapa teori mengenai organisasi yang muncul
kemudian sampai dengan teori organisasi terkini yakni Contingency Theory muncul, factor leadership senantiasa disebut
untuk membawa ataupun menjalankan organisasi yang efisien dan produktif.
Wednesday, August 28, 2013
Spiritual Company
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS At-Taubah:105)
Fenomena dalam bekerja dan bisnis saat ini
Kalau kita jeli mengamati, akhir-akhir ini ada kecenderungan yang menarik dalam perilaku karyawan dan banyak perusahaan. Karyawan yang bekerja di perusahaan maupun pabrik senantiasa berusaha agar setiap saat penghasilannya dapat selalu meningkat, tabungannya selalu bertambah dan sangat khawatir jika suatu saat kekurangan harta. Para pelaku bisnis juga tidak mau kalah, mereka berlomba-lomba mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya,, pendapatan dari tahun ke tahun diharapkan selalu meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut mereka rela untuk menempuh jalan apa saja, tidak masalah merugikan orang lain, merusak alam.
Fenomena dalam bekerja dan bisnis saat ini
Kalau kita jeli mengamati, akhir-akhir ini ada kecenderungan yang menarik dalam perilaku karyawan dan banyak perusahaan. Karyawan yang bekerja di perusahaan maupun pabrik senantiasa berusaha agar setiap saat penghasilannya dapat selalu meningkat, tabungannya selalu bertambah dan sangat khawatir jika suatu saat kekurangan harta. Para pelaku bisnis juga tidak mau kalah, mereka berlomba-lomba mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya,, pendapatan dari tahun ke tahun diharapkan selalu meningkat. Untuk mencapai tujuan tersebut mereka rela untuk menempuh jalan apa saja, tidak masalah merugikan orang lain, merusak alam.
Labels:
character building,
company,
Direksi,
execution,
Great company,
HR,
hrm,
Human Capital,
HUman Capital Index,
Human Resources,
Innovation,
inovation,
leadership,
Prahalad,
Teori X dan Y,
Transformation
Subscribe to:
Posts (Atom)