Tuesday, July 5, 2011

Kumpulan Permainan Seru: Tutorial Untuk Fasilitator & Instruktur

Penulis: Drs. Esmet Untung Mardiyatmo, MM
Penerbit: ANDI Yogyakarta, 2010
Jumlah halaman: 165 (vii)

Saat ini banyak perusahaan yang mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk membangun soft skills karyawan mereka melalui pelatihan. Metode yang digunakan untk pelatihan tersebut beragam, ada yang melalui ceramah, diskusi, workshop, dan permainan.Tetapi yang paling banyak digunakan adalah melalui permainan. Kenapa permainan? Karena dengan metode tersebut terbukti lebih efektif untuk menjadikan peserta yang kebanyakan adalah orang dewasa dapat memahami materi yang disampaikan dengan lebih baik. Karena materi disampaikan melalui kegiatan yang menyenangkan, rileks, dan nyaman.
Penyampaian materi dengan metode permainan biasanya  disampaikan melalui cara-cara yang melibatkan pikiran, emosi dan psikomotorik peserta. Biasanya peserta akan diajak melakukan aktivtas oleh fasilitator atau instruktur yang dikemas secara menyenangkan kemudian di akhir permainan akan diberikan insight mengenai makna dari permainan yang baru saja dilakukan. Permainan (games) yang diberikan diselaraskan dengan materi yang ingin ditanamkan kepada peserta. Tema-tema yang sering diangkat dalam pelatihan soft skills adalah character building, teamwork, team building, komunikasi, dan kepemimpinan.
Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa permainan yang ada dalam pelatihan tersebut dapat dibawa ke dalam perusahaan dan dilakukan sendiri oleh instruktur internal perusahaan bahkan bisa disampaikan oleh setiap orang yang menginginkan. Ya, setiap orang pada hakikatnya bisa menjadi fasilitator atau instruktur di tempat kerja mereka atau bahkan di organisasi di luar tempat kerja mereka. Jika dalam tim kerja pimpinan mendapati gejala, misalnya; penurunan semangat kerja dan kerjasama antar anggota tim mulai  maka pimpinan atau karyawan yang memiliki kemampuan sebagai fasilitator atau instruktur pelatihan dapat menyelenggarakan pelatihan motivasi dan teamwork secara internal. Selain dapat memberikan refleksi pelatihan secara lebih pas, biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan pelatihan juga menjadi lebih murah. Tetapi kita tidak bisa secara langsung meng-copy paste apa yang pernah kita lihat dan lakuan dalam sesi pelatihan yang pernah kita ikuti begitu saja. Setiap permainan ada clue dan rahasia-rahasia yang seringkali tidak disampaikan oleh fasilitator pelatihan tetapi merupakan komponen yang esensial bagi kesuksesan penyelenggaraan suatua permainan.
Buku yang disusun oleh master fasilitator LPP ini berusaha berbagi kepada para pembacanya mengenai clue dan rahasia-rahsia mengenai permaina permainan yang sering digunakan dalam sesi pelatihan soft skills.  Pak Untung, demikian penulis sering disapa, telah memiliki pengalaman yang panjang menyelenggarakan dan sekaligus menjadi fasilitator permainan seru yang dimainkan dalam setiap sesi pelatihannya. Pengalaman yang didapat dari penyelenggaraan pelatihan dan menajdi fasilitator tersebut yang dituangkan dalam buku ini. Dengan membaca buku ini kita akan mengetahui bagaimana cara dan rahasia untuk melakukan permainan pengembangan soft skills.
Buku ini diawali dengan penjelasan mengenai petunjuk umum bagi siapa saja yang ingin menjadi fasilitator atau instruktur permainan dalam pelatihan. Pembaca akan dibawa untuk memahami kelebihan metode permaian dibanding dengan metode lain dalam pelatihan seperti sifatnya yang luwes, biaya penyelenggaraan yang relatif lebih murah dan keunggulan dalam menciptakan interaksi antar peserta. Selain itu dalam buku ini juga dijelaskan juga bagaimana memilih  permainan yang memiliki tujuan yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk memudahkan memahami, berdasarkan pengalaman yang dimiliki, penulis mengembangkan daftar pertanyaan yang dapat digunakan sebagai checklist yang akan memudahkan para bembaca untuk memetakan jenis permainan apa yang akan anda gunakan dalam pelatihan dan urutannya bagaimana.
Bab selanjutnya menjelaskan mengenai persiapan untuk mendeliveri pelatihan agar permainan dapat diselenggarakan dengan baik dan efektif. Paling tidak ada tiga hal yang harus dipersiapkan oleh seorang fasilitator. Pertama adalah skenario, dengan scenario yang baik maka permainan akan dapat dijalankan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Misalnya jika fasilitator akan mengajak pesrta pelatihan menumbuhkan kerjasama maka perlu disusun skenario yang mendorong interaksi antar peserta yang melibatkan fisik dan mental mereka. Kedua adalah peralatan, dengan persiapan peralatan pendukung yang memadahi maka proses deliveri permainan akan dapat dilakukan dengan cantik dan mendukung skenario yang telah disusun. Ketiga adalah tempat, pemilihan tempat sangat mempengaruhi kesuksesan permainan. Jika permainan seharusnya membutuhkan tempat yang cukup besar tetapi dilakukan oleh ditempat yang kecil akan mengganggu efektivitas permainan. Dalam buku ini pembaca akan dibimbing untuk mempersiapkan ketiga hal tersebut dengan serangkaian checklist pertanyaan yang akan memudahkan calon fasilitator melakukan persiapan.
Setelah pembaca memahami apa yang harus dipersiapkan dalam melakukan permainan, kemudian pembaca diajak untuk memahami bagaimana scenario deliveri permainan dalam pelatihan. Pada umumnya dalam setiap pelatihan, kegiatan dibagi menjadi tiga bagian. Pertama adalah defreezing, aktivitas dalam bagian ini meliputi pembukaan dan ice breaking. Diharapkan dalam bagian pertama ini setiap peserta dapat memahami tujuan umum pelatihan yang akan dilakukan dan sekat-sekat psikologis antar peserta telah hilang. Bagian kedua adalah permainan inti, dalam bagian ini permainan dirangkai disesuaikan dengan tujuan pelatihan. Misalnya tujuan pelatihan adalah membangun kerjasama, maka fasilitator akan memberikan  permainan-permainan yang dipandang dapat menumbuhkan kerjasama antar tim. setelah permainan inti selesai disampaikan maka akan masuk pada bagian terakhir yaitu freezing. Dalam bagian ini peserta diajak untuk berdisuksi mengenai hikmah dari permainan yang telah dilakukan. Biasanya dalam diskusi tersebut muncul pandangan-pandangan yang mengarah pada tujuan pelatihan. Di sini peran fasilitator menempati posisi yang penting untuk mengarahkan diskusi ke arah tujuan pelatihan. Materi dari ketiga bagian tersebut semuanya ada dalam buku ini dengan format penyajian yang mudah dipahami oleh pembaca yang mungkin memiliki sedikit waktu luang.
Materi permainan yang ada di buku ini juga juga bisa dideliveri secara terpisah tidak melalui tahapan defreezing, permainan inti, dan freezing. Ketika di tempat kerja kita terlihat ada gejala demotoviasi, meurunnya kerjasama, kurangnya kesadaran akan teamwork, maka manajer dapat mengambil inisiatif untuk melakukan permainan ini dalam ruangan kerja dan memakai peralatan yang ada.
Buku ini sangat membantu bagi para fasilitator pelatihan agar dapat menghidupkan atmosfer pelatihan agar lebih meriah dan tidak menjemukan, dan  calon fasilitator yang baru akan memulai pekerjaan memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan, serta para atasan atau manajer yang membutuhkan materi games pelatihan untuk mengembalikan stamina tim kerjanya atau meningkatkan soft skills bawahannya.

No comments:

Post a Comment