http://www.gatra.com/terpopuler/46-ekonomi/6210-pro-kontra-revolusi-bumn
Tak pelak lagi, aksi Dahlan membenahi jajaran BUMN seperti
melancarkan "revolusi" perusahaan pelat merah ini. Pro dan kontra pun
muncul. Kepmen 236 itu ditanggapi secara beragam oleh para komisaris di
lingkungan BUMN. "Mereka terbagi dalam tiga kelompok," kata Muhammad
Said Didu, Komisaris Merpati Nusantara.
Kelompok pertama adalah komisaris yang siap menjalankan amanat itu.
Kelompok kedua yang mencari-cari kesempatan, dan ketiga yang cuek saja.
Kepmen 236 itu, lanjut Said, juga bisa disebut kepmen ''uji nyali''.
''Yang punya nyali oke, jalan terus, yang tak punya nyali, ya, keluar
dari BUMN,'' ia menambahkan.
Sebagai komisaris, Said Didu
mengingatkan sesama komisaris BUMN untuk menyikapi kepmen itu dengan
hati-hati. Sebelum ini, pihak-pihak yang ingin mengintervensi BUMN
melakukannya dengan cara menempatkan orangnya sebagai deputi Menteri
BUMN. ''Sekarang mereka akan masuk melalui komisaris dan direksi,''
katanya. Dengan kewenangan yang bertambah besar, komisaris yang tidak
tahan terhadap rayuan bisa terjebak dalam pusaran korupsi.
Thursday, December 29, 2011
Uji Nyali 'Revolusi' BUMN
http://www.gatra.com/terpopuler/46-ekonomi/6211-uji-nyali-revolusi-bumn
Menteri BUMN Dahlan Iskan bak memereteli kewenangannya sendiri. Birokrasi jadi lebih pendek. Komisaris tak bisa lagi ongkang-ongkang kaki. Dirut diajak rembukan untuk menentukan direktur. Yang punya nyali oke, jalan terus. Yang tak punya nyali, keluar dari BUMN.
Menteri BUMN Dahlan Iskan bak memereteli kewenangannya sendiri. Birokrasi jadi lebih pendek. Komisaris tak bisa lagi ongkang-ongkang kaki. Dirut diajak rembukan untuk menentukan direktur. Yang punya nyali oke, jalan terus. Yang tak punya nyali, keluar dari BUMN.
---
Direktur Utama Perumnas, Himawan Arief, segera menyampaikan
unek-uneknya ketika mendapat giliran bicara. ''Di perusahaan kami,
direktur utama (dirut) itu ketika mengambil keputusan harus minta izin
ke direktur....'' Belum selesai Himawan berbicara, Menteri BUMN Dahlan
Iskan langsung memotongnya. ''Oh ya, saya ingat. Ini persoalan yang
lucu, masak dirut meminta izin kepada direktur niaga. Saya instruksikan
sekarang juga untuk mengubah itu,'' kata Dahlan, seraya mempersilakan
Himawan untuk duduk kembali. Himawan pun menurut.
Begitulah, antara lain, dialog yang terjadi dalam rapat koordinasi
Kementerian BUMN di Gedung Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur,
Jakarta, Senin pekan lalu. Dahlan, orang nomor satu BUMN itu, kembali
menjelaskan bahwa ia pernah mendengar keluhan itu dalam sebuah kunjungan
ke luar kota yang diikuti Himawan.
Monday, December 5, 2011
Critical Development Experiences
Saturday, December 3, 2011
Bagaimana menyusun career management system?
Succession planning
Hampir sebagian besar perusahaan BUMN saat ini mengalami masalah kaderisasi yang cukup serius. Banyak karyawannya yang mungkin dua atau tiga tahun ke depan akan memasuki masa pensiun, tetapi penggantinya belum ada. Sebetulnya dikatakan belum ada juga tidak benar, karena di bawahnya pasti ada orang yang notabene adalah bawahannya yang membantu dia menyelesaikan tugas sehari hari. Dikatakan belum ada kana jarak antar karyawan yang akan pensiun tadi dengan para penggantinya terpaut cukup jauh, hal ini disebabkan pola rekrut yang terlalu panjang. Sebagaimana diketahui bahwa yang namnya BUMN dahulu itu kalau amelakukan rekrut pasti jangka waktunya lama dan langsung merekrut banyak. Sehingga ketika tiba waktunya karyawan yang direkrut dahulu pensiun, maka akan terjadi pensiun serempak dan promosi serempak.
Masalahnya adalah kandidat yang akan di promosikan tersebut masih belum mumpuni untuk diserahi tanggungjawab. Kemudian timbul pertanyaan, bagaimana mengatasi masalah ini? Apa yang harus dilakukan oleh manajemen?
Sebetulnya kalau perusahaan sudah memiliki mekanisme perencanaan suksesi atau career planning yang baik, masalah ini tidak akan muncul. Sistem perencanaan suksesi berperan untuk menyiapkan kader di setiap level jabatan secara terprogram. Jadi dengan sistem ini manajemen tidak perlu khawatir bahwa pengganti pejabat yang pensiun atau resign tidak ada atau kurang mumpuni, kana di dalam sistem tersebut akan digodog karyawan karyawan yang memiliki kinerja terbaik sehingga secara mental maupun keahlian telah memenuhi standar. Bagaimana dengan perusahaan anda?
Labels:
Career,
Free Trade,
HR,
Human Capital,
succession
Wednesday, October 12, 2011
Resensi Buku: 7 Keajaiban Rezeki
Fenomena minsteriusnya rezeki seolah tidak ada habis habisnya untuk dikupas. Banyak buku yang telah membahas tema ini, kalau kita pergi ke toko buku maka akan dengan mudah kita jumpai buku berjudul, Amplop Rezeki, Doa-doa Kunci Rezeki, Menjemput Rezeki, Mendobrak Pintu Rezeki, Agar Rezeki Datang Sendiri, Pembuka Pintu Rezeki, dan beberapa judul buku lain yang juga membahas bagaimana misteriusnya tema ini. Maka ketika pertama kali melihat judul buku ini timbul pertanyaan apa yang istimewa dari buku ini dibandingkan dengan buku buku di atas sehingga menjadi pembicaraan banyak orang. Apakah karena isinya yang memang menarik atau karena sang penulis merupakan motivator muda yang sedang naik daun yang setiap seminarnya selalu dibanjiri oleh banyak orang? Sebagaimana diketahui penulis buku ini, Ippho Santosa, merupakan pelopor implementasi otak kanan dalam menjalankan usahanya. Kemudian ditambah lagi setelah memegang bukunya sendiri dan mulai membaca isinya.
Monday, August 8, 2011
CSR dan keberlangsungan usaha
"The first concern of a company is the happiness of the people connected to it. If the people do not feel happy, ... that company does not deserve to exist." (Ishikawa)*
Good Company or Great Company
“There is a difference between a good company and great company. A good company offers excellent products and services. A great company also offers excellent products and services but also strives to make the world a better place.”(William Clay Ford, Jr., Chairman of The Board and CEO)
Keinginan perusahaan untuk menjadi lebih baik hampir bisa dipastikan ada pada diri para pemimpin perusahaan. Mereka ingin melihat perusahaan yang dipimpinnya lebih baik dari periode sebelumnya atau bahkan kalau bisa menunjukkan kinerja terbaik sepanjang sejarah perusahaan tersebut. Keinginan kuat seorang pemimpin dan kemampuan untuk mentransformasikan gagasan dia ke seluruh lini perusahaan akan mengispirasi semua orang yang ia pimpin untuk menterjemahkannya menjadi tindakan nyata.
Friday, July 22, 2011
Atasan Pusing Menghadapi Bawahan
Kesibukan kantor terhenti sejenak ketika ada pesan masuk melalui Yahoo Messenger. Seorang teman yang sat ini posisinya sudah menjadi seorang kepala kantor mengeluhkan tentang perilaku karyawannya yang susah untu diajak maju. Teman saya tersebut kemudian bercerita mengenai perilaku mereka yang cenderung malas, kurang memiliki inisiatif, dan menghindar dari tanggungjawab.
Mendengar keluhan teman tersebut tiba tiba terlintas dalam pikiran saya teori motivasi kerja yang dikemukakan oleh Douglas McGregor, seorang Profesor di MIT, yang memperkenalkan teori motivasi yang dikenal sebagai teori X dan Y. Dalam teorinya McGregor menyampaikan pandangan seorang manajer terhadap bawahannya. Karyawan dengan tipe X, dalam pandangan manajer, cenderung berperilaku malas, menghindari tugas, kurang bertanggungjawab, dan pasif. Sedangkan karyawan dengan tipe Y cenderung berperilaku sebaliknya, mereka cenderung proaktif, senang dengan tanggungjawab, trengginas, senang dilibatkan dalam kegiatan kegiatan yang menantang. Meminjam konsep McGregor tersebut maka masalah yang dihadapi oleh rekan saya tersebut bisa dikategorikan dalam masalah motivasi kerja, bawahan memiliki kecenderungan berperilaku tipe X. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mengatasi bawahan yang memiliki kecenderungan tipe X?
McGregor menyampaikan nasehat bahwa jika kita menjumpai karyawan dengan kecenderungan tipe X, maka sebaiknya kita bisa menunjukkan sikap autoritarian, mengontrol penyelesaian tugas secara ketat, memperbanyak frekuensi koordinasi, orientasi pada target waktu penyelesaian pekerjaan. Tetapi McGregormenyatakan bahwa tipe X dan Y bisa diibaratkan seperti pendulum. Jadi jika bawahan terindikasi memiliki kecenderungan tipe X, bukan berarti tidak memiliki kecenderungan tipe Y. Oleh sebab itu, atasan sebaiknya lebih cermat memperhatikan perilaku bawahaanya. Bagaimana menurut anda?
Tuesday, July 5, 2011
Kumpulan Permainan Seru: Tutorial Untuk Fasilitator & Instruktur
Penerbit: ANDI Yogyakarta, 2010
Jumlah halaman: 165 (vii)
Saat ini banyak perusahaan yang mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk membangun soft skills karyawan mereka melalui pelatihan. Metode yang digunakan untk pelatihan tersebut beragam, ada yang melalui ceramah, diskusi, workshop, dan permainan.Tetapi yang paling banyak digunakan adalah melalui permainan. Kenapa permainan? Karena dengan metode tersebut terbukti lebih efektif untuk menjadikan peserta yang kebanyakan adalah orang dewasa dapat memahami materi yang disampaikan dengan lebih baik. Karena materi disampaikan melalui kegiatan yang menyenangkan, rileks, dan nyaman.
Resensi Buku: Dinamika Perjalanan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Menuju The Living Company
Monday, July 4, 2011
SDM Jadi Kunci Utama Pelayanan Pelanggan
Telkom mengakui pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang optimal merupakan kunci utama untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Dalam hal ini, sang BUMN telekomunikasi menjalankan pengelolaan human capital dengan menggunakan pendekatan Competency-Based Human Resource Management (CBHRM).
"Keseluruhan praktik manajemen merupakan upaya sinergis untuk menjadikan perusahaan secara konsisten mampu memberikan pelayanan kelas dunia," ujar Operation Vice President Public Relations Telkom, Agina Siti Fatimah, dalam keterangannya, Minggu (3/7/2011).
Menurutnya, karyawan Telkom dipandang dan dihargai sebagai aspek penting dalam pengelolaan perusahaan karena adanya pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta atribut-atribut individual lainnya (human capital) yang melekat pada setiap pekerja yang sangat diapresiasi dan bernilai tinggi bagi perusahaan sehingga dilakukan pengelolaan sebaik-baiknya. "Perusahaan telah melakukan perubahan pengelolaan secara drastis sebagai jawaban atas perubahan kondisi eksternal yang mendasar dan sedang berlangsung,” ujar Agina. Telkom sendiri baru saja menerima sejumlah penghargaan atas upaya pengelolaan SDM dari Dunamis Organization Services. Penghargaan yang diperoleh dalam ajang Apresiasi Indonesia Human Capital Study (IHCS) 2011 tersebut meliputi:
"Keseluruhan praktik manajemen merupakan upaya sinergis untuk menjadikan perusahaan secara konsisten mampu memberikan pelayanan kelas dunia," ujar Operation Vice President Public Relations Telkom, Agina Siti Fatimah, dalam keterangannya, Minggu (3/7/2011).
Menurutnya, karyawan Telkom dipandang dan dihargai sebagai aspek penting dalam pengelolaan perusahaan karena adanya pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta atribut-atribut individual lainnya (human capital) yang melekat pada setiap pekerja yang sangat diapresiasi dan bernilai tinggi bagi perusahaan sehingga dilakukan pengelolaan sebaik-baiknya. "Perusahaan telah melakukan perubahan pengelolaan secara drastis sebagai jawaban atas perubahan kondisi eksternal yang mendasar dan sedang berlangsung,” ujar Agina. Telkom sendiri baru saja menerima sejumlah penghargaan atas upaya pengelolaan SDM dari Dunamis Organization Services. Penghargaan yang diperoleh dalam ajang Apresiasi Indonesia Human Capital Study (IHCS) 2011 tersebut meliputi:
- The Best For Human Capital Index Kategori Infrastructure, Utilities, & Transportation Industry
- The Best For Employee Net Promoter Score Kategori Infrastructure, Utilities, and Transportation Industry
- The Best for All Criteria
- The Best for CEO Commitment
- The Best For Human Capital Initiative
Jawara Dotcom dari Cina
Jika ditanya tentang perusahaan dotcom yang berhasil mencatatkan peningkatan nilai saham terbesar pada saat IPO, maka orang tidak dapat lagi menunjuk Google sebagai yang terbesar, karena pada tahun 2007 ada perusahaan dari China yang juga mencatatkan peningkatan nilai saham yang sangat fantastis. Perusahaan tersebut adalah Alibaba.com, beberapa saat setelah pembukaan pelelangan saham perdana, terjadi peningkatan nilai saham sebesar 192% dengan total dana yang berhasil diraih dari pasar mencapai 1,7 miliar dollar AS. Alibaba memang telah tumbuh menjadi kerajaan online menyaingi eBay dan Amazon.com. Pencapaian yang diraih oleh perusahaan ini tidak bisa dilepaskan dari sosok pendirinya yang saat ini menjadi CEO perusahan tersebut yatu Jack Ma.
Monday, January 3, 2011
Menjadikan SDM sebagai partner stratejik
HR Transformation

Penulis: Dave Ulrich, Justin Allen, Wayne Brockbank, Jon Younger, dan Mark Nyman
Penerbit: McGraw Hill, 2009
Jumlah Halaman: 231 halaman (xi)
Jika anda menjadi seorang praktisi HR dan mendapati produktivitas perusahaan turun, persaingan dengan perusahaan yang sejenis semakin ketat, perusahaan mengalami kelangkaan bahan baku, apa yang bisa anda perbuat? Kontribusi apa yang bisa anda berikan kepada perusahaan untuk mengatasi hal tersebut?
Konsep HR telah mengalami evolusi yang panjang. Dimulai ketika HR berperan hanya sebagai bagian yang bertugas untuk menciptakan hubungan indutrial yang harmonis dengan mendorong terciptanya kualitas hubungan kerja yang semakin baik dari waktu ke waktu. Kemudian berevolusi menjadi HR spesialist yang memfungsikan diri sebagai bagian yang merekrut, mengelola kompensiasi karyawan, melakukan training, dan pengembangan organisasi. Dan kemudian berkembang lagi berkembang lagi ke arah yang lebih strategik lagi yakni sebagai metra manajemen dalam pencapaian tujuan bisnis. Konsep yang terakhir ini pertama kali muncul dalam buku HR Champions yang ditulis oleh Dave Ulrich pada tahun 1990. Menurut Dave, agar dapat berperan strategik Bagian HR harus memfungsikan empat hal strategik. Pertama adalah sebagai strategic partner. Kedua adalah sebagai administrative expert. Ketiga adalah employee champion, dan keempat adalah sebagai agent of change. Dengan empat peran tersebut maka bagian HR telah berubah menjadi bagian yang sama petingnya dengan bagian lain untuk mewujudkan kesuksesan perusahaan.
Labels:
HR,
Human Capital,
SDM,
Transformation
Location:
Yogyakarta, Indonesia
Resensi The New Age of Innovation

Judul Buku: The New Age of Innovation
Penulis: C. K. Prahalad dan M. S. Krishnan
Penerbit: McGraw Hill, 2008
Jumlah Halaman: 278 halaman
Buku ini mengajak pembaca untuk melihat kondisi terkini yang terjadi dalam dunia bisnis dari persektif yang berbeda. Pada umumnya dari yang umum bisnis dipahami sebagai alam yang di dalamnya penuh dengan persaingan, tetapi dalam buku ini Pahalad dan Krishnan mencoba memberikan alternatif pandangan dan langkah-langkah untuk memenangi perdagangan bebas (free trade) bukan dengan strategi bersaing tetapi dengan kerjasama atau co-created value. Kondisi dunia yang semakin terkoneksi satu dengan yang lain, arus modal dan informasi yang semakin sulit untuk dikontrol mengharuskan para pebisnis untuk mulai memikirkan ulang dan merubah pola bisnis yang selama ini mereka jalankan. Mereka harus melakukan perubahan mendasar dengan berinovasi tidak hanya pada sebagian dari proses bisnisnya tetapi lebih jauh dari itu mereka harus mentransformasikan seluruh proses bisnisnya ke arah trend bisnis yang yang diramalkan akan segera terjadi yaitu; pertama, para pelaku usaha di dunia akan mengarahkan produk yang mereka hasilkan agar value yang ada pada produk mereka semakin mendekatkan pada kebutuhan unik dari setiap pelanggannya. Langkah yang mereka tempuh adalah dengan memberikan keunikan pada barang yang mereka hasilkan yang akan menghasilkan pengalaman yang berbeda antara satu konsumen dengan kosumen lainnya, dalam istilah nya Kotler disebut sebagai mass customization. Dicontohkan dalam buku ini bahwa Apple dengan iPod-nya merupakan perusahaan yang telah menerapkan konsep ini. Setiap konsumen atau pengguna iPod dapat secara bebas mengunduh lagu sesuai dengan selera mereka dan tidak perlu membeli satu album. Prahalad dan Krishnan menyederhanakan konsep ini dengan simbol N=1, maksudnya adalah bahwa produsen harus mengarahkan produknya untuk memenuhi setiap konsumen secara berbeda tergantung dengan kebutuhan yang mereka minta. Kedua, para pengusaha diharapkan sadar bahwa untuk memenuhi kebutuhan setiap konsumen secara unik tersebut sumberdaya perusahaan tidak akan mencukupi. Perusahaan harus memfokuskan usahanya untuk membuka akses seluas-luasnya ke seluruh dunia untuk mendapatkan resources terbaik yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa. Akses kepada resources ini bukan untuk memiliki tetapi bagaimana melakukan kolaborasi antara pemilik resources dengan perusahaan (co-created value). Kolaborasi ini akan menghasilkan keterikatan yang kuat antar perusahaan di dunia dan kondisi di masa yang akan datang yang terjadi adalah kerjasama bukan kompetisi.
Labels:
Free Trade,
Innovation,
Krishnan,
McGRaw Hill,
N=1,
Prahalad,
R=G,
Resensi
Subscribe to:
Posts (Atom)