Monday, January 3, 2011

Resensi The New Age of Innovation



Judul Buku: The New Age of Innovation

Penulis: C. K. Prahalad dan M. S. Krishnan

Penerbit: McGraw Hill, 2008

Jumlah Halaman: 278 halaman


Buku ini mengajak pembaca untuk melihat kondisi terkini yang terjadi dalam dunia bisnis dari persektif yang berbeda. Pada umumnya dari yang umum bisnis dipahami sebagai alam yang di dalamnya penuh dengan persaingan, tetapi dalam buku ini Pahalad dan Krishnan mencoba memberikan alternatif pandangan dan langkah-langkah untuk memenangi perdagangan bebas (free trade) bukan dengan strategi bersaing tetapi dengan kerjasama atau co-created value. Kondisi dunia yang semakin terkoneksi satu dengan yang lain, arus modal dan informasi yang semakin sulit untuk dikontrol mengharuskan para pebisnis untuk mulai memikirkan ulang dan merubah pola bisnis yang selama ini mereka jalankan. Mereka harus melakukan perubahan mendasar dengan berinovasi tidak hanya pada sebagian dari proses bisnisnya tetapi lebih jauh dari itu mereka harus mentransformasikan seluruh proses bisnisnya ke arah trend bisnis yang yang diramalkan akan segera terjadi yaitu; pertama, para pelaku usaha di dunia akan mengarahkan produk yang mereka hasilkan agar value yang ada pada produk mereka semakin mendekatkan pada kebutuhan unik dari setiap pelanggannya. Langkah yang mereka tempuh adalah dengan memberikan keunikan pada barang yang mereka hasilkan yang akan menghasilkan pengalaman yang berbeda antara satu konsumen dengan kosumen lainnya, dalam istilah nya Kotler disebut sebagai mass customization. Dicontohkan dalam buku ini bahwa Apple dengan iPod-nya merupakan perusahaan yang telah menerapkan konsep ini. Setiap konsumen atau pengguna iPod dapat secara bebas mengunduh lagu sesuai dengan selera mereka dan tidak perlu membeli satu album. Prahalad dan Krishnan menyederhanakan konsep ini dengan simbol N=1, maksudnya adalah bahwa produsen harus mengarahkan produknya untuk memenuhi setiap konsumen secara berbeda tergantung dengan kebutuhan yang mereka minta. Kedua, para pengusaha diharapkan sadar bahwa untuk memenuhi kebutuhan setiap konsumen secara unik tersebut sumberdaya perusahaan tidak akan mencukupi. Perusahaan harus memfokuskan usahanya untuk membuka akses seluas-luasnya ke seluruh dunia untuk mendapatkan resources terbaik yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa. Akses kepada resources ini bukan untuk memiliki tetapi bagaimana melakukan kolaborasi antara pemilik resources dengan perusahaan (co-created value). Kolaborasi ini akan menghasilkan keterikatan yang kuat antar perusahaan di dunia dan kondisi di masa yang akan datang yang terjadi adalah kerjasama bukan kompetisi.

    Dijelaskan dalam buku ini bahwa untuk memulai proses transformasi, perusahaan harus terlebih dulu mengubah proses bisnisnya yang dulu berorientasi menghasilkan produk diubah menjadi proses bisnis yang menghasilkan solusi bagi konsumen. Setelah proses bisnis berubah, perusahaan perlu memperluas akses terhadap sumberdaya, baik karyawan yang bertalenta tinggi, bahan baku dan jasa terbaik yang ada di dunia. Fenomena Alibaba.com merupakan salah satu bukti usaha dari setiap perusahaan untuk mendapatkan sumberdaya yang terbaik di dunia. Selain itu perusahaan harus merubah tatakelola perusahaan yang masih mengandung unsur yang kaku ke arah yang lebih fleksibel tanpa meninggalkan kualitas kontrolnya. Prosedur dan mekanisme kerja yang ada di perusahaan dibuat sangat fleksibel tetapi dsatu sisi sistem kontrolnya tetap terjaga dengan baik. Perusahaan juga harus terus melakukan konfigurasi resources untuk kebutuhan bisnisnya sehingga akses resources yang terbaik dapat senatiasa dipertahankan. Dinamika pasar yang cepat berubah mengharuskan perusahaan untuk senantiasa melakukan penataan ulang mengenai komposisi pemasok. Bisa saja saat ini konfigurasi resources-nya sudah optimal tetapi bisa jadi trimester depan kondisinya sudah berubah karena muncul pemasok-pemasok baru yang menawarkan produk yang lebih murah dan berkualitas.Terakhir perusahaan harus terus menerus mengembangkan model proses bisnis yang mampu melayani kebutuhan konsumen secara unik. Selera dan kebutuhan konsumen yang terus berubah harus diantisipasi perusahaan dengan senantiasa mengembangkan proses bisnisnya sehingga loyalitas konsumen akan terus terjaga. Buku ini juga menjelaskan bahwa sudah tidak relevan lagi mengkategorisasikan bisnis menjadi bisnis yang bergerak dalam bidang yang memproduksi barang dengan bidang yang memproduksi jasa, karena pada masa yang baru nanti sulit menbedakan antara keduanya, karena perusahaan yang memproduksi barang juga menyediakan services dan perusahaan yang menghasilkan jasa juga menyediakan barang.

Dua hal yang disoroti dalam buku ini yang menjadi kunci kesuksesan perusahaan dalam menjalankan transformasi bisnis menuju ke arah N=1 dan R=G adalah social architecture dan technical architecture. Social architecture adalah bangunan sosial yang ada dalam perusahaan meliputi budaya, kompensasi pengukuran kinerja dan aspek lain yang menjadi kesepakatan bersama seluruh karyawan. Technical architecture adalah bangunan sistem informasi yang ada dalam perusahaan dan aplikasi yang digunakan dalam memproses informasi. Keduanya harus menjadi fokus dalam melakukan transformasi. Prahalad dan Krishnan juga memberikan gambaran bahwa perusahaan harus mengintegtasikan lini bisnisnya dengan teknologi informasi yang mereka miliki. Aplikasi yang dipakai sebaiknya yang dapat mengintegrasikan seluruh kepentingan proses bisnis yang dada di dalam perusahaan. Buku ini memberikan wawasan yang baru tentang kondisi bisnis di masa depan dan bagaimana mengantisipasnya. Buku ini tidak memberikan panduan yang aplikatif untuk melakukan transformasi tetapi tetap recommended untuk dibaca oleh para pengambil keputusan di perusahaan yang ingin menjadikan perusahaannya menjadi perusahaan kelas dunia.
Muhammad Hamdi 30-12-2009

No comments:

Post a Comment