Monday, February 13, 2012

Menyalakan Api Optimisme Ditengah Pekatnya Pesimisme Bangsa


Judul Buku: Indonesia, Habis Gelap Terbitlah Terang: Kisah Inspiratif Dahlan Iskan
Jumlah Halaman: 206 halaman
Editor:  Ishadi S.K.
Penerbit:  B-First, 2011
ISBN:  139786028864442

Mantan pencari berita ini sekarang menjadi pembuat berita. Sososk Dahlan Iskan seolah menjadi magnet baru dalam menarik perhatian masyarakat Indonesia saat ini. Sejak ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan kemudian dalam waktu kurang dari tiga tahun berpindah tanggungjawab menjadi Meteri BUMN, seolah tidak pernah habis dikupas beritanya  oleh awak media. Beragam pemberitaan mulai dari kostumnya yang unik, kemana-mana menggunakan sepatu keds,  berangkat rapat cabinet dengan Presiden menggunakan KRL , sampai bicaranya yang blakblakan mengenai adanya pihak swasta yang akan merampok uang negara dalam proyek JORR baru baru ini.
Menangani PLN
Fenomena Pak DI ini, begitu  wartawan sering menyingkat nama Dahlan Iskan, dimulai dari ditunjukknya  Pak DI menggawangi Perusahaan Listrik Negara (PLN) oleh SBY. Pada saat itu public dubuat terhenyak karena tidak menyangka yang ditunjuk untuk menangani PLN yang merupakan perusahaan yang sangat strategis tersebut adalah seorang mantan wartawan yang memimpin Koran terbesar di Jawa Timur. Banyak pengamat ataupun masyarakat yang pesimis terhadap kemampuan Pak DI pada waktu itu, bahkan masuknya DI di PLN disambut unjuk rasa berhari-hari oleh serikat karyawan. Tetapi ketika sudah dilantik di penghujung tahun 2009, diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta, Pak DI langsung membuat gebrakan-gebrakan kebijakan yang sifatnya out of box, diantaranya gerakan bebas byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, karena kondisi ini seringkali PLN diplesetkan menjadi Perusahaan Lilin Negara.Kemudian disusul dengan gerakan sehari sejuta sambungan. Gerakan sehari sejuta sambungan merupakan respon dari keluhan yang telah lama disuarakan oleh masyarakat mengenai lamanya proses pemasangan listrik oleh PLN. Dahlan juga berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011 untuk mengatasi sulitnya membuat sambungan listrik di pulau-pulau yang terpisah satu dengan yang lain. Sebelumnya, tahun 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda, Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Citrawangan.
Menjadi Menteri BUMN
Saat SBY menggulirkan resufhle kabinet pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN, Mustofa Abubakar yang yang menderita sakit dan harus berobat di Singapura. Pada saat itu kondisi PLN sedang pada puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN.  Kisahnya memimpin PLN tersebut dituangkan dalam buku terbarunya dengan judul “Dua Tangis dan Ribuan Tawa”. Sebagai menteri BUMN, DI melaksanakan beberapa program yang akan dijalankan dalam pengelolaan BUMN. Program utama itu adalah restrukturisasi aset dan downsizing (penyusutan jumlah) sejumlah badan usaha. Ihwal restrukturisasi sampai saat ini masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan.
Tetapi buku yang  disusun oleh salah satu begawan media di Indonesia saat ini,  yakni Pak Ishadi SK, ini belum memotret sepak terjang Pak DI saat menjabat menteri. Buku ini merekam pandangan dari orang-orang yang dekat dengan Pak DI mulai dari  ketika meniti karir menjadi waktawan sampai menjadi orang nomor satu di PLN. Ya, lebih tepatnya buku ini adalah kumpulan tulisan kolega dan teman-teman Pak DI. Tetapi justru disitulah  menariknya buku ini, para pembaca diajak untuk melihat seluruh sisi Pak DI sehingga akhirnya mendapat gambaran yang utuh dari sosok yang oleh Ulil Abshar Abdala, salah satu petinggi Parta Demokrat, digadang-gadang menjadi salah satu kandidat calon presiden y situlag akan diusulkan oleh partai tersebut. Walaupun harus diakui  buku ini berisi lebih banyak puja dan puji mengenai sosok Pak DI ini dibandingkan dengan memerikan analisis yang berimbang. Dari sekian banyak penulis yang berkotribusi dalam buku ini hanya satu penulis yang mencoba menyampaikan sisi Pak DI secara berimbang. Disamping keberhasilannya melakukan transformasi di tubuh PLN Pak DI dipandang belum meletakkan dasar yang kokoh untuk keberlansungan perkembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Untuk para pembaca yang selalu mengikuti tulisan Pak DI di media terutama Koran Jawa Pos maka tidak akan merasa kaget dengan kebijakan yang diambilnya saat ini. Dalam setiap tulisannya ide Pak DI seakan mengalir begitu saja dan hanya berpijak dari pengalaman yang pernah dialami dan intuisinya yang tajam. Dari Pak DI ini kita belajar dua hal. Pertama adalah kerja keras. Selama kurang dari tiga tahun memimpin PLN Pak DI menjadi sosok yang diidolakan karyawannya. Sehari setelah  diangkat sebagai Dirut PLN Pak DI segera menggelar rapat jajaran direksi, tidak seperti biasanya, rapat pada waktu itu  dimulai pukul tujuh. Begitu pukul tujuh tepat rapat segera dimulai walaupun belum banyak anggota direksi yang hadir. Maka anggota direksi yang terlambat terpaksa menungu di luar pintu. Disamping memberikan arahan Pak DI juga langsung terjun untuk memastikan arahannya diselesaikan sesuai dengan jadwal. Membiasakan rapat pada hari Selasa dan menjadikan hari Sabtu dan Minggu sebagai waktu pokok untuk meninjau kegiatan di seluruh wilayah kerja PLN di seluruh Indonesia. Selama jabatan singkatnya di PLN Pak DI dikenang sebagai Direksi yang paling banyak berkunjung di wilayah kerja PLN di seluruh Indonesia.
Kedua adalah keikhlasannya. Mungkin banyak orang menyangsikan keikhlasan Pak DI ini karena memang ikhlas ini sulit untuk dilihat, tetapi dari rekam jejaknya seperti dengan tanpa memberi alasan menandatangani pelepasan seluruh bisnis yang terkait dengan dirinya,  kemudian gaji Direktur PLN yang mencapai Rp 145 juta per bulan tidak pernah diambil. Juga mengenai tempat tinggalnya yang menempati apartemen yang dia beli sendiri di dekat kantor PLN. Memang hal yang disebutkan tadi bukanlah indikator keikhasan seseorang, karena pada hakikatnya keikhlasan seseorang hanya dirinya dan Allah Swt yang tahu. Tetapi satu hal, bahwa keikhlasan itu bisa dirasakan sehingga tepatlah kalau setiap langkah Pak Di selalu diburu para pencari berita. SO Kerja Keras dan Ikhlas saya rasa bisa mnejadi moto yang bagus untuk memulai tahun baru 2012 ini. Bagaimana pendapat anda?

No comments:

Post a Comment