Monday, May 19, 2014

Bagaimana Berkompromi Dengan Slacker?

Karena tema ini menarik bagi saya, maka kali ini saya akan kutipkan artikel yang ditulis oleh Carolyn O’Hara yang dimuat di blog.hbr.org. Ulasan mengenai bagaimana memahami rekan kerja pemalas (slacker) ini cukup menggelitik dan di sini saya mencoba mengadaptasi artikel tersebut dalam konteks Indonesia sehingga diharapkan dapat lebih mudah dipahami. Jika anda ingin membaca artikel yang asli, silakan klik link di ujung tulisan ini. 

Tidak ada yang suka dengan rekan kerja yang malas dalam bekerja. tetapi ketika kita menghadapi kenyataan bahwa rekan kerja kita ternyata sering pulang lebih awal, susah untuk diajak menepati deadline pekerjaan, tidak memberikan dukungan penuh terhadap kesuksesan pekerjaan, sebagian besar kita tidak bisa menentukan atau mengambil langkah yang terbaik. Apakah harus bicara dengan atasan? atau anda biarkan dan anda mengurusi diri anda sendiri?

Apa kata ahli Coaching?
Kita semua pasti memiliki pengalaman bekerja dengan seseorang yang mungkin bisa dikatakan kurang bertanggungjawab karena perilakunya seperti - seorang rekan yang nongkrongin Facebook sepanjang hari, mengambil jam makan siang istirahat lebih dari dua jam, dan tidak pernah memenuhi deadline pekerjaan yang telah ditetapkan. Tapi walaupun menjengkelkan, tetapi Anda tidak harus menjadi seperti polisi pengawas perilaku kecuali sikap malas (slacking) mereka secara fisik dan material mempengaruhi pekerjaan Anda. Susan David , pendiri Harvard / McLean Institute of Coaching, mengatakan : " Jika rekan kerja Anda berperilaku slacking dan tidak mempengaruhi kemampuan Anda untuk melakukan pekerjaan dengan baik atau kemampuan Anda untuk maju dalam organisasi , maka sebaiknya Anda fokus pada pekerjaan Anda sendiri . " tetapi jika pekerjaan Anda menjadi susah dan berat karena perilaku rekan Anda , saatnya untuk bertindak . Berikut ini adalah cara untuk menangani situasi sulit ini .

Tempatkan diri Anda pada posisi mereka
Berurusan dengan seorang rekan yang pemalas bisa membuat frustasi , tetapi dengan tidak berpretensi untuk tahu akar penyebab perilaku - slacking tidak selalu menunjukkan kemalasan . Bisa jadi sikap tersebut muncul karena ada masalah di rumah, atau adanya kesulitan di tempat kerja. Mungkin juga orang tersebut sedang berjuang untuk memahami tugas baru atau belajar keterampilan yang baru . Sebelum bertindak sebaiknya kita membuat eksplorasi kecil-kecilan dan mungkin instrospeksi diri, karena bisa jadi sikap rekan kerja anda tersebut sedikit banyak terjadi karena perilaku  Anda juga. Tapi jangan sampai eksplorasi yang ada lakukan itu terlalu banyak menghabiskan waktu dan energi, jika sudah cukup mendapat informasi maka segera selesaikan masalah yang mengganggu anda tersebut, karena jika anda hanya menunggu saja maka mungkin Anda yang akan kehilangan kesabaran dan akan terlihat tidak profesional.

Pilih percakapan yang positif
Jika pekerjaan Anda terpengaruh oleh perilaku malas rekan Anda , maka saatnya untuk berbicara . Tapi jangan kemudian menyerang dengan kata kata yang tajam atau bahkan sampai dengan nada menuduh. Mulailah dengan pendekatan melalui percakapan yang penuh rasa ingin tahu dan kasih sayang. Tunjukkan bahwa Anda benar-benar mencoba untuk memecahkan masalah , dan jauh dari kesan menghakimi. Percakapan bisa dimulai dengan menanyakan hal-hal yang terjadi di lingkungan kerja seperti kenapa dia terlihat tidak terlalu melibatkan diri dalam pekerjaan-pekerjaan atau proyek yang menjadi tangunggjawabny. Kemudian katakan apa yang bisa dibantu untuk menyelesaiakn masalahnya.

Berpeganglah pada fakta
Dalam percakana, bawalahcontoh-contoh spesifik dari perilaku yang menyinggung rekan kerjanya dan menjelaskan dampaknya bagi mereka. misalnya saja akibat kurangnya keterlibatannya di dalam penyelesaian proyek maka deadline penyelesaian pekerjaan menjadi terlewati dan tim mendapatkan teguran dari atasan. Sebaiknya percakapan yang dilakukan bernada positif dan berorientsi kedepan. Pilihan kata yang tepat menentukan efektivitas percakapan yang terjadi.

Fleksibel
Anda mungkin memiliki ide sendiri mengenai bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan masalah  tersebut - tapi jangan terpaku padaide anda saja. Anda perlu mengeksplorasi alternatif-alternatif solusi lain yang berbeda atau bertanya kepada orang lain mengenai solusi pemecahan masalahnya. Sebaiknya juga jangan memiliki anggapan bawah situasi yang dihadapi adalah hitam dan putih atau Anda benar atau salah. Berpikir bahwa orang lainsalah secara multak sebenarnya mengkerdilkan diri kita sendiri karena kita merasa lebih tahu dan lebih baik dari orang lain dan orang lain lebih bodoh dan hina.

Beri kesempatan kedua
Jika usaha yang dilakukan untuk menyelesaian masalah rekan kerja yang slacking trsebut gagal sebaiknya dicoba lagi. Bisa saja ketika telah diajak bicara pada kesempatan pertama , dia belum berubah, maka jangan putus asa. Cobalah untuk membuka percakana kembali dengan megutarakan kembali (reviu) hasil pembicaraan yang pertama. Jika perilaku tersebut terus berlanjut dan terus mempengaruhi secara negatif pekerjaan Anda , maka saatnya untuk membawa masalah ini ke atasan Anda .

Melangkah hati-hati dengan manajer Anda
Pendekatan yang dilakukan atasan sebaiknya sama dengan pendekatan yang anda lakukan yaitu : dengan empati , pikiran terbuka , dan contoh-contoh spesifik . Jika Anda dapat menangani situasi dengan baik , manajer Anda akan terkesan . Jika Anda tidak dapat melakukannya, Anda akan menjadi orang yang “beracun”, meracuni kondisi lingkungan kerja dengan energi yang negatif. Jadi, pastikan Anda datang sebagai orang yang fleksibel, profesional dan bersedia untuk membantu memecahkan masalah .

Prinsip yang perlu diingat

Lakukan :
  1. Tetap berpikiran terbuka - rekan Anda mungkin memiliki alasan yang tidak untuk malas, tetapi anda harus tetap berpikiran jernih dan terbuka. 
  2. Atasilah terlebih dulu sebelum melaporkan peada atasan
  3. Gunakan contoh-contoh spesifik untuk menunjukkan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi pekerjaan semua orang


Jangan :
  1. Terjebak dalam masalah ini - jika itu tidak mempengaruhi produktivitas Anda , itu bukan masalah Anda.
  2. Melaporkan kepada atasan dengan dengan tanpa memberikan kesempatan kepada rekan anda untuk berubah dan memperbaiki sikapnya.
  3. Gunakan nada menuduh - dekatilah dia melalui percakapan dengan rasa ingin tahu



sumber: http://blogs.hbr.org/2014/05/how-to-deal-with-a-slacker-coworker/

No comments:

Post a Comment